SOFTWARE CABRI 2D
1.
Pendahuluan
Matematika
sebagai salah satu disiplin ilmu tidak terlepas kaitannya dengan dunia
pendidikan terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memegang peranan penting. Mengingat pentingnya matematika dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka sudah sewajarnya matematika sebagai pelajaran
wajib perlu dikuasai dan dipahami dengan baik oleh siswa di sekolah-sekolah.
Oleh sebab itu guru mempunyai peran penting membantu siswa agar dapat belajar
matematika dengan baik.
Menurut
James dan James (Suherman, 2003: 31) matematika adalah ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu
dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga
bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Mengingat objek-objek penelaahan
dalam matematika bersifat abstrak dan harus dipelajari sejak anak-anak, maka
kegiatan pembelajaran matematika harus direncanakan sesuai dengan kemampuan peserta
didik.
Geometri
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam pembelajaran matematika. Namun
dalam beberapa tahun terakhir, geometri formal kurang begitu berkembang. Hal
ini dapat disebabkan oleh kesulitan siswa dalam membentuk konstruksi nyata yang
diperlukan secara akurat, adanya anggapan bahwa untuk melukis bangun geometri
memerlukan waktu yang lama, dan kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam
proses pembuktian. Sementara itu, melukis memainkan peranan yang penting dalam
pembelajaran geometri di sekolah karena lukisan geometri menghubungkan antara
ruang fisik dan teori.
Geometri
adalah materi pelajaran matematika yang membutuhkan kemampuan matematis yang
cukup baik untuk memahaminya. Menurut NCTM (Siregar, 2009) kemampuan yang harus
dimiliki siswa dalam mempelajari geometri adalah: 1) kemampuan menganalisis
karakter dan sifat dari bentuk geometri baik dua dimensi ataupun tiga dimensi, dan mampu membangun
argumen-argumen matematika mengenai hubungan geometri dengan yang lainnya; 2)
kemampuan menentukan kedudukan suatu titik dengan lebih spesifik dan gambaran
hubungan spasial dengan menggunakan koordinat geometri serta menghubungkannya
dengan sistem yang lain; 3) kemampuan aplikasi transformasi dan penggunaannya secara
simetris untuk menganalisis situasi matematis; 4) mampu menggunakan
visualisasi, penalaran spasial, dan model geometri untuk memecahkan masalah.
Dengan menguasai kemampuan-kemampuan tersebut, diharapkan penguasaan siswa
terhadap materi geometri menjadi lebih baik.
Saat
ini hampir setiap sekolah telah
mempunyai laboratorium komputer. Komputer-komputer di laboratorium sekolah
tersebut pada umumnya hanya digunakan untuk kepentingan administrasi, seperti
mengetik surat, mengetik laporan, membuat daftar gaji, dan sebagainya. Masih
jarang sekolah yang menggunakan komputer untuk pembelajaran. Kalaupun ada, sebagian besar komputer hanya
digunakan untuk mata pelajaran komputer itu sendiri (TIK). Mungkin hal ini
disebabkan guru bidang studi (termasuk
bidang studi Matematika), belum mampu menggunakan program-program
komputer tersebut dalam pembelajaran.
Kehadiran
media mempunyai peran yang penting dalam proses pembelajaran matematika yang
objek kajiannya bersifat abstrak (termasuk materi geometri), terutama media
yang dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran geometri. Dewasa ini media
pembelajaran berbasis komputer telah berkembang pesat. Patsiomitou (2008)
menyatakan bahwa pembelajaran geometri dengan bantuan software geometri misalnya Cabri
Geometry ada empat hal yang dapat dicapai siswa, yaitu; (1) siswa dapat
membangun kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan software, (2) membangun skema mental melalui konstruksi dengan
menggunakan skema, (3) meningkatkan kemampuan reaksi visual mealalui kegiatan
representasi visual, dan (4) membangun proses pemikiran mengenai geometri
berdasarkan teori Van Hiele melalui kombinasi aktifitas representasi visual dan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru saat proses belajar berlangsung.
Sunardi
(2007) menyatakan bahwa dibandingkan dengan materi-materi matematika lainnya,
geometri menempati posisi yang paling memprihatinkan. Kesulitan siswa dalam
belajar geometri terjadi mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi
(PT). Sejalan dengan pendapat tersebut, hasil penelitian Purniati (2009) juga
menyebutkan bahwa kenyataan di lapangan, geometri merupakan materi matematika
yang menjadi masalah dari jenjang SD sampai SMP.
Jika
dikaji lebih lanjut mengenai kaitan antara objek-objek geometri yang abstrak
dengan kesulitan siswa dalam belajar geometri, maka akan muncul dugaan bahwa
sesungguhnya terdapat masalah dalam pembelajaran geometri di sekolah berkaitan
dengan pembentukan konsep-konsep yang abstrak. Mempelajari konsep yang abstrak
tidak dapat dilakukan hanya dengan transfer informasi saja, tetapi dibutuhkan
suatu proses pembentukan konsep melalui serangkaian aktivitas yang dialami
langsung oleh siswa. Rangkaian aktivitas pembentukan konsep abstrak tersebut
selanjutnya disebut proses abstraksi.
Nurhasanah
(2010) menyatakan bahwa sesuai karakteristik geometri, proses abstraksi
haruslah terintegrasi dengan proses pembelajaran yang berlangsung sehingga harus memperhatikan
beberapa aspek seperti, metode pembelajaran, model pembelajaran, bahan ajar,
ketersediaan dan penggunaan alat peraga atau ketrampilan guru dalam mengelola
kegiatan pembelajaran. Secara teori, pembentukan konsep yang terkait dengan
objek-objek geometri dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut pandang
proses abstraksi dan sudut pandang teori Van Hiele.
Selain
sudut pandang tersebut, dalam pembelajaran geometri perlu diperhatikan pula
peranan alat peraga yang berkaitan erat dengan objek geometri yang abstrak.
Ketika teori Van Hiele muncul, jenis alat peraga pembelajaran matematika masih
sangat terbatas pada benda-benda kongkrit. Namun, seiring perkembangan
teknologi saat ini telah berkembang jenis alat peraga baru yang dikenal dengan
konsep alat peraga maya. Alat ini memiliki karakteristik benda-benda semi
kongkrit dan dapat dimanipulasi langsung oleh siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Contohnya jenis Dynamic
Geometry Software (perangkat lunak geometri dinamis).Dengan demikian
penggunaan teknologi berupa Software
Cabri GeometryII telah dapat membantu meningkatkan kemampuan matematis
siswa, sehingga diharapkan dengan
penggunaan Software Cabri GeometryII Plus
dalam pembelajaran geometri juga akan mengembangkan
kemampuan pembuktian matematis, kemampuan penalaran matematis, dan kemampuan
pemecahan masalah matematis.
2.
Menggunakan
Cabri Geometry Untuk Mengembangkan Kemampuan Pembuktian
Salah satu aturan dalam pembelajaran
geometri di kelas adalah bagaimana siswa mengungkapkan bukti dengan adanya fakta-fakta.
Sebuah bukti akan diterima secara logis apabila sesuai dengan definisi, aksioma dan teorema sebelumnya. Menurut Mariotti (2006) Untuk membantu siswa
memahami logika pengembangan bukti menggunakan ide-ide yang dimiliki olehh
siswa diperlukan sebuah media yang dapat menggambarkan situasi dari sebuah
teorema. Dibawah ini adalah contoh pebuktian dari sebuah teorema yang kemudian
di konstruksi dengan menggunakan Cabri
Geometry dan siswa kemudian menentukan nilai kebenaran dari sebuah teorema
tersebut.
No.
|
Pernyataan
|
Pembenaran
(jastifikasi)
|
Konstruksi
di Cabri dan
terkait langkah-langkah dalam bukti |
1
|
A, B dan C adalah titik-titik yang tidak segaris
(non coliner)
|
Diberikan
|
Gambarkan titik-titik A, B dan C yang tidak dalam satu
garis (1)
|
2
|
Garis yang melalui titik A dan B ada
|
Postulat garis
|
Gambarkan Garis yang
melalui titik A dan B (2)
|
3
|
segmen AB ada
|
Definisi segmen garis
|
Gambarkan segmen AB (3)
|
4
|
Jika M adalah titik tengah segmen AB
|
Teorema titik tengah
|
Temukan titik tengah M pada segmen AB (4)
|
5
|
Garis yang melalui titik C dan M ada
|
Postulat garis
|
Gambarkan Garis yang
melalui titik C dan M (5)
|
6
|
CM = r, r>0
|
Postulat jarak
|
|
7
|
Misalkan 0 dan r dari masing-masing titik C dan M
|
Postulat tempat kedudukan dan kuasa titik
|
Menggunakan busur, lingkaran dan pemindahan ukuran
(perlu menemukan panjang CM langsung atau tidak langsung) (6)
|
8
|
Misalkan D terletak pada CM
sehingga yang koordinat D adalah 2r. |
Postulat kuasa titik
|
Gambar titik D pada CM (8)
|
9
|
0 < r < 2r
|
Sifat bilangan real
|
Pastikan bahwa M adalah titik tengah dari CD.
(10, 12) |
10
|
C-M-D
|
Teorem antara pertama
|
|
11
|
CM = DM.
|
Sifat Transitif
|
|
12
|
M adalah titik tengah segmen CM
|
Definisi titik tengah
|
|
13
|
Segmen AB dan CD membagi dua satu sama lain
|
Definisi pembagian
|
6.
Kesimpulan
Dengan segala kelebihan dari aplikasi sofware Cabri Geometry II Plus maka
dapat disimpulkan:
1.
Pembelajaran geometri
dengan aplikasi sofware Cabri Geometry
daapat diterapkan dalam pembelajaran karena memiliki ketelitian sehingga siswa
dengan mudah mengeksplorasi
mengembangkan kemampuan matematis.
2. Kemampuan
matematis seperti kemampuan pembuktian matematis, kemampuan penalaran
matematis, kemampuan penalaran matematis dan kemampuan pemecahan masalah
matematis dapat dikembangkan dengan permasalahan yang menarik dengan bantuan sofware Cabri Geometry, siswa dapat
mengembangkan kemampuan tersebut.
3.
Pembelajaran dengan
aplikasi sofware Cabri Geometry
sangat cocok dilakukan pada siswa SMP untuk mengeksplorasi kemampuan matematis
tingkat tinggi seperti sofware Cabri
Geometry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar